Jumat, Juli 11, 2008

Gereja yang Kehilangan Api & Mati

Mengapa Gereja Kehilangan Api & Akhirnya Mati?

Di dalam Wahyu 2:2-4, kata Tuhan, “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”

Gereja Tuhan di Efesus sangat berjerih payah dan penuh pengorbanan, bahkan para pekerjanya melakukan tugasnya sampai habis-habisan. Tetapi, apa yang mereka lakukan justru tidak menentukan bahwa mereka tidak kehilangan revival. Gereja ini sangat tekun. Tekun artinya setia melakukan segala sesuatu walaupun harus menghadapi tantangan. Bagaimana caranya mereka bertekun? Mereka tidak sabar terhadap orang jahat, yang berarti mereka tidak kompromi dengan moral. Sekali lagi hal ini juga tidak membuat mereka kehilangan api revival dan akhirnya mati. Gereja ini memiliki kepekaan doktrin yang sangat kuat, bahkan memiliki kepekaan dalam alam roh sampai dapat membedakan rasul palsu dan rasul asli. Apakah gereja-gereja di masa kini mencapai tingkatan seperti ini? Apakah hal ini bagi kita sungguh-sungguh sangat hebat? Tetapi sekali lagi, tingkatan ini tidak menjadi jaminan bahwa mereka tidak mati dan tidak kehilangan revival. Mereka sabar dan menderita oleh karena nama Tuhan, yang berarti mereka dianiaya dengan dahsyat. Para pekerjanya sangat hebat karena tidak mengenal lelah. Sekali pun demikian, hal ini tidak membuat mereka kehilangan revival.


Tetapi, Tuhan mencela Gereja di Efesus. Mengapa mereka dicela? Oleh karena mereka telah meninggalkan kasihnya yang semula. Ternyata, meskipun kita telah memiliki semua ciri-ciri di atas, namun ketika kit
a kehilang kasih kita yang mula dengan Tuhan, maka kita dicela oleh Tuhan. Mengapa? Karena ketika kita kehilangan kasih yang mula-mula dengan Tuhan, maka kita akan mati dan sekaligus kehilangan revival. Itulah sebabnya, kita harus memeriksa hati kita: apakah kita masih memiliki kasih yang mula-mula.

Apakah Jalan Keluarnya?

Tuhan memberikan jalan keluarnya bagi kita. Katanya, “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jika engkau tidak bertobat.”(Wahyu 2:5). Hanya satu perintah: Bertobat. Kehilangan kasih mula-mula itu adalah dosa. Bertobat artinya berbalik arah yang berlawanan dengan arah semula. Hanya satu perintah: Bertobat. Tuhan tidak berkata, “Mintalah kasih yang mula-mula itu.” Atau, “Terimalah kembali urapan yang baru.“ Atau, “Ikutlah berbagai seminar dan traning yang lebih banyak lagi.” Tidak. Jalan keluar yang diberikan oleh Tuhan adalah: “Lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.” Ini sangat luar biasa, yakni : Lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan.

Jadi, kita jangan menunggu urapan kasih mula-mula. Kita jangan menunggu sampai ada getaran dari sorga. Kita jangan menunggu sampai ada seminar atau konferensi. Kita jangan menunggu ada buku-buku baru lagi (Touching Heaven Changing Life). Tetapi, kita hanya melakukan saja apa yang semula kita lakukan. Ingatlah kasih mula-mula kita kepada Tuhan ketika kita bertobat! Kita telah meninggalkan kasih yang mula-mula itu. Ingatlah bahwa kasih itu bukan perasaan. Tetapi, kasih itu adalah sebuah komitmen. Kita melakukan dulu apa yang semula kita lakukan, maka perasaan akan mengikutinya. Jika kita tidak melakukan hal itu, maka Tuhan akan datang dan mengambil kaki dian itu. Ini sangat mengerikan. Jika gereka tidak mau bertobat, maka Tuhan akan datang dan mengambil kaki dian itu dari tempatnya. Jika kaki dian diambil, maka gereja tersebut tidak mengalami lagi transformasi. Gereja tersebut tidak akan menjadi terang. Bahkan gereja tersebut menjadi garam yang tawar, sehingga akan dibuang dan diinjak-injak oleh masyarakat. Gereja yang tidak bertobat dan kembali kepada kasih mula-mula, maka gereja tersebut tidak akan dianggap oleh masyarakat lagi. Jika kita telah kehilangan kasih mula-mula, maka bertobatlah dan lakukanlah lagi kasih yang mula-mula itu. Jika kita tidak bertobat, maka kita sedang menyusul menuju ke kuburan rohani.

Apakah yang Semula Dilakukan oleh Gereja Efesus?

Kapankah Gereja di Efesus dibentuk? Menurut Kisah Para Rasul 19:1-11, Gereja ini terbentuk oleh murid-murid yang menerima baptisan Yohanes, yakni baptisan orang yang telah bertobat. Mereka belum dibaptis oleh Roh Kudus, karena mereka belum pernah mendengar tentang Roh Kudus. Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas kedua belas murid itu, maka mereka mulai berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Lalu, Paulus tinggal selama 3 bulan di Efesus dan memberitakan Kerajaan Allah. Paulus tidak memberitakan hal yang lain selain Kerajaan Allah. Kerajaan Allah disebut juga sebagai Jalan Tuhan atau suatu Gaya Hidup. Paulus mengajar mereka tentang Kerajaan Allah di ruang kuliah Tiranus setiap hari selama 2 tahun. Akibatnya, semua penduduk Asia baik orang Yahudi dan Yunani mendengar firman Tuhan. Paulus hanya mengajarkan tentang Kerajaan Allah.

Jadi, ketika seseorang baru bertobat atau baru mengalami pembaharuan terhadap imannya, maka ia harus segera diajarkan tentang Kerajaan Allah. Paulus terus-menerus mengajar mereka di ruang kuliah Tiranus selama 2 tahun dan banyak mukjizat terjadi, bahkan orang membawa saputangan Paulus untuk meletakannya atas orang sakit atau orang yang kerasukan dan setan-setan pun keluar. Efesus berubah menjadi pusat penginjilan, sehingga hanya dalam 2 tahun seluruh Asia Kecil mendengar Injil. Hal apakah yang dilakukan oleh Gereja di Efesus? Gereja Efesus dengan kasih memberitakan, mendemonstrasikan dan mengajar tentang Kerajaan Allah sebagai gaya hidup. Hal inilah yang seharusnya kita fokuskan. Jika hal ini hilang dari kita, maka kita akan kehilangan kasih mula-mula, yakni revival Allah. Akibatnya, kaki dian diambil dari kita.

Pertanyaan kita adalah kuasa dan pekerjaan apakah yang diperlukan untuk menyatakan Kerajaan Allah. Hal ini sudah jelas yakni Kuasa Roh Kudus. Pertanyaan Paulus yang pertama kepada mereka adalah: Sudahkah kamu menerima Roh Kudus?” Mengapa? Sebab Kuasa Roh Kudus adalah Kuasa Kerajaan Allah. Dari manakah kita mengetahui hal ini? Yesus yang menyatakan hal ini kepada murid-murid-Nya di dalam Kisah Para Rasul 1:2-8. Murid-murid menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas mereka. Ketika Roh Kudus dicurakan atas muriri-murid Yesus, urapan Roh Kudus yang ada pada Yesus dimanifestasikan, yang kita sebut 5 pelayanan orang percaya yang tertulis dalam Lukas 4:18-19. Tujuan dari 5 pelayanan orang percaya adalah jiwa-jiwa. Itulah sebabnya, orang atau gereja yang tidak melakukan 5 pelayanan orang percaya, maka orang atau gereja tersebut akan pelan-pelan mati dan menjadi Kristen agamawi. Mereka akan ribut dan tidak pernah puas, sehingga mereka tidak akan pernah melihat kuasa Kerajaan Allah.

Kita harus melakukan kembali 5 pelayanan orang percaya. Kita harus mengunjungi orang sakit untuk menyembuhkan mereka. Kita harus mengusir setan-setan dan menyatakan mukzijat. Kita harus memberitakan Injil Kerajaan Allah. Ketika kita memberitakan Injil Kerajaan Allah, maka mukjizat dan tanda-tanda heran terjadi, kesembuhan dan pembebasan total terjadi. Tetapi, ketika Gereja Efesus mulai meninggalkan kasih mula-mula dan meremehkan pesan Tuhan, maka kaki kian diambil dari mereka. Kini Gereja di Efesus jumlah orang Kristen hanya bisa dihitung dengan jari. Hal ini sangat menyedihkan sekali. Sebab gereja yang tidak lagi berfokus kepada 5 pelayanan orang percaya, yakni: Memberitakan Injil, Melepaskan orang dari kuasa gelap, Inner Healing, Mukjizat dan kesembuhan, Memberitakan Tahun Rahmat Tuhan telah datang, maka kaki dian pasti akan diangkat. Gereja Efesus memberikan bukti nyata kepada kita. Di Kota Efesus saat ini, gereja-gereja mengalami kematian rohani. Apa yang harus kita lakukan adalah melakukan saja apa yang semula dilakukan. Mulailah dari hati dan bukan dari materi.

(Eddy Leo)

3 komentar:

Raymundus Yosibrata,S.Kom,MM. mengatakan...

Teorinya memang begitu Bung Eddy Leo. Tapi pada kenyataannya, masih banyak Gereja (termasuk gereja besar) yang sekedar membicarakan topik ini, hanya sekedar enak didengar saja, karena terkagum-kagum kepada Pendetanya yang pintar kotbah. Tapi nggak ada perubahan ke arah yang lebih baik. Hanya bersifat seremonial belaka. Perlu sebuah tekad besar, agar Gereja jangan hanya pintar bicara, tapi hanya sebatas itu, artinya walaupun seminarnya sangat bagus, tetap saja Gereja tersebut kelihatannya hebat, tapi akhirnya juga menuju kepada kematian rohani, sama seperti Gereja di Efesus. Waspadalah. Karena zaman sekarang ini, orang melakukan ibadah, tapi nggak ada perubahan hidupnya, buktinya masih ada dosa terselubung yang dipraktekkan didalam Gereja yang mengaku Gereja yang bertumbuh.Kita harus hati-hati & waspada.

Raymundus Yosibrata,S.Kom,MM. mengatakan...

Untuk Bung Eddy Leo, Setelah Bung Sofjan, menceritakan tentang pertobatannya yang radikal, sehingga lewat pertobatan Beliau, abbalove ministries sesuai dengan perkembangan zaman, bisa menjadi mega church. Saya percaya bahwa Bung Eddy Leo adalah tokoh kunci utama sehingga abbalove bisa menjadi sebesar sekarang ini. Pertanyaan saya adalah Bung Eddy Leo bisa ceritakan dukanya (bukan sukanya) bagaimana lewat ketekunan, ketabahan & kerja keras Bung Eddy bisa tetap bertahan di masa sukar anda dalam ikut merintis abbalove sehingga abbalove bisa sehebat sekarang ini. Saya percaya cerita duka nestapa anda akan menjadi motivasi besar anak muda untuk tetap bertahan diladang penginjilan. Kami tunggu artikel anda bagaimana caranya bertahan dimasa sukar yang penuh dengan ketidakpastian, tekanan hidup & penderitaan. Terima kasih Bung Eddy Leo.

Raymundus Yosibrata,S.Kom,MM. mengatakan...

Yth. Bung Pnt.Eddy Leo, Mohon izinkan Saya memberikan masukan dari beberapa kalangan Gereja besar maupun Gereja berkembang, Mereka para Gembala Sidang sepakat bahwa abbalove adalah Gereja yg sangat luarbiasa dlm bidang pengajaran (sumber pengetahuan & banyak sekali program-progam yang hebat seperti Pria Sejati/Wanita Bijak/ SPK/ Seminar Pendeta dll). Ternyata program2 hebat dari abbalove sebagai sarana training Gereja & memberkati Gereja-Gereja lain, itu diterjemahkan oleh Para pendeta Gereja lain adalah sarana "merebut" domba-domba dari Gereja lain utk berjemaat di abbalove yaitu setiap program2 tsb selalu bikin kelompok kecil yang bikin para Gembala Sidang "sport jantung" yaitu sangat takut hati domba2nya setelah belajar (dibina) di abbalove dengan kelompok kecil, akibatnya domba2 dari Gereja lain bisa pindah ke abbalove. Saya ingin memberikan masukan kepada Bung Pnt Eddy Leo atas maraknya ketakutan para pendeta lain.God Bless you..